Rabu, 12 Desember 2018

Hari Pertama ke Yogyakarta: Hari yang Melelahkan

Awal perjalanan dimulai dari Lamongan tanggal 15 Agustus 2018. Galuh dan Oriz berangkat ke Surabaya naik Komuter Sulam yang berangkat jam 06.15 dari Stasiun Lamongan dan tiba di Stasiun Surabaya Pasar Turi sekitar jam 07.18. Harga tiket Komuter Sulam cuma Rp 5.000. Lanjut naik ojek online ke Stasiun Gubeng Baru. Toni berangkat dari kosnya di daerah UPN ke Stasiun Gubeng. Tia berangkat H-1 dari Jakarta, jadi dia lebih awal di Yogya daripada kami.
Kami berempat naik Kereta Api Logawa, harga tiketnya 'cuma' Rp 70.000. Berangkat dari Stasiun Gubeng jam 10.45. Perjalanan ke Yogya lumayan lama, perjalanan lama di kereta kelas ekonomi ternyata gak nyaman. Estimasi dari Tr***loka tiba di Stasiun Lempuyangan jam 16.17. Tapi kenyataannya kami terlambat tiba kurang lebih 1 jam.
Selanjutnya, kami langsung menuju hotel di daerah Taman Siswa naik ojek online. Sampai di hotel, kami melakukan check-in. Terus masuk ke kamar masing-masing. Karena Tia belum sampai jadi aku di kamar sendirian. Harga per hotelnya cuma Rp 99.000/malam. Karena kami dua malam jadi harganya Rp 198.000. 1 kamar diisi 2 orang, jadi Rp 198.000 dibagi 2 orang, hasilnya Rp 99.000/2 malam/orang. Kecuali para cowok, 1 kamar diisi 3 orang. Hotel kok murah? Hostel mungkin? I'm seriously guys, it's literally hotel. Kami dapat minum air mineral 2 botol dan peralatan mandi. Hotelnya ber-AC, TV, ada shower air hangat, dan yang paling penting free Wi-Fi. Ok, next.
Karena perjalanan yang cukup melelahkan, kami leyeh-leyeh dulu dan sepakat memulai perjalanan pukul 19.00 WIB.
Perjalanan di mulai dari Alun-Alun Kidul naik ojek online. Karena kami belum makan sama sekali, jadi kami cari makan nasi goreng. Lanjut ke Malioboro naik ojek online juga. Di sana kami cuma jalan kaki dari ujung ke ujung, ditengah-tengah jalan Malioboro kami menikmati musik dari musisi jalanan.
Karena belum sewa sepeda motor buat ke Gunung Kidul besok, jadi di Malioboro kami cuma duduk terus cek Instagram, Google, dan lainnya buat cari persewaan sepeda motor. Mulai dari chat dan telepon persewaan sepeda motor, tetapi banyak yang sudah full booking dan beberapa ada yang gak cocok kesepakatannya. Misalnya, tentang harga dan jam sewa. Akhirnya kami pasrah dan balik ke hotel naik ojek online lagi.
Jadi aku pernah baca review di Google kalau di hotel tempat kami menginap bisa mencarikan persewaan sepeda motor. Sampai di hotel kami langsung menuju resepsionis dan tanya. Bersyukur ternyata ada. Yang paling penting adalah cocok harga dan kesepakatan waktu. Sepeda motornya juga diantar ke hotel.
Kami jadi bisa tidur dengan tenang hari ini. Gak sabar buat besok.

Next: Hari Kedua di Yogyakarta: It's Holiday

Senin, 23 Februari 2015

Describe: Taman Kota Telaga Bandung Lamongan


Telaga Bandung is a city park located in Lamongan. Before entering Telaga Bandung, you'll find a gate with a writing: "Taman Kota Telaga Bandung Lamongan" and also a warning boards.

After you enter Telaga Bandung with pass trough the gate, you'll see a very wide reservoir. Usually, local peoples take water in the reservoir for daily necessities. The water in the reservoir looks very clear and green because the affected of plants in it.

Around the reservoir, you'll find a small house which is usually used for shelter while enjoying the beauty of the reservoir from the small house. There are also people who are fishing in the reservoir while sitting in the small house.

In Telaga Bandung, there is a big garden with various of colorful flowers which are very beautiful. Over there, the garden is very green.

There is also a playground for children, consisting of slides, swings, and more. Toilets also exists in Telaga Bandung, there are two toilets: women's toilet and men's toilet. The toilets are very clean. In front of the toilets, there are two blue and yellow's trash can.

Telaga Bandung is a city park that is very shady with various facilities available. Cheap price and easily accessible are the advantages of this city park.